KABUPATEN CIREBON — Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag melantik Pejabat Administrator di lingkup Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Cirebon.

Pelantikan dan pengambilan sumpah tersebut, yakni Sekretaris Disdukcapil yang dijabat oleh Juju Juhariah, SAP., M.A.P dan Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil Disdukcapil dijabat oleh Saripah, SE., M.Si.

Pelantikan tersebut disaksikan oleh para pejabat Eselon II serta perwakilan Forkopimda dan dilangsungkan di Pendopo Bupati Cirebon, Jum’at (11/8/2023),

Bupati Imron mengatakan, pengambilan sumpah dan pelantikan ini telah mendapatkan keputusan dari Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan dalam Jabatan Administrator selaku Sekretaris dan Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil Disdukcapil Kabupaten Cirebon.

“Yang baru dilantik, agar bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan yang berlandaskan pelayanan prima menuju Indonesia Maju,” ujar Imron.

“Serta meningkatkan aspek kinerja, dalam rangka menuntaskan perekaman dan pencetakan KTP elektronik, penyajian data kematian penduduk yang akurat, pemutakhiran data pensiunan anggota TNI/Polri, serta pemutakhiran status data penduduk kawin di bawah 17 tahun,” tambahnya.

Ia juga meminta kepada pejabat yang baru dilantik, agar segera menyesuaikan diri serta melakukan adaptasi.

“Pelajari dan pahami terhadap tugas pokok dan fungsi jabatan, serta bangun koordinasi, komunikasi dan kerjasama efektif secara berjenjang, baik dengan pimpinan ataupun dengan atasan,” pesan Imron.

“Serta laksanakan tugas dengan penuh integritas dan tanggung jawab, layani masyarakat dengan baik, patuhi aturan yang berlaku,” imbuhnya.

Imron berharap, agar para pejabat Disdukcapil harus memiliki data yang akurat. Pasalnya, ini menyangkut program pemerintah, baik pusat maupun daerah.

” Saya ingin program pemerintah tepat sasaran, jangan sampai tidak. Karena banyak masyarakat mengeluh tidak mendapatkan bantuan, karena datanya tidak ada,” tandasnya. (DISKOMINFO)

KABUPATEN CIREBON — Pemerintah Kabupaten Cirebon melakukan terobosan baru dengan mengenalkan wilayahnya dalam sebuah film. Film besutan Protokol dan Komunikasi Pimpinan Daerah (Prokompim) Kabupaten Cirebon ini akan tayang di bioskop pada 23 Agustus 2023 mendatang.

Film berjudul SISKA ini, diambil dari salah satu judul lagu dari Rumput Laut Band. Bahkan, cerita film SISKA sendiri diambil dari kisah nyata salah satu personil Rumput Laut Band yang notabene asli warga Kabupaten Cirebon, tepatnya Arjawinangun.

Kepala Bagian Prokompim Kabupaten Cirebon, Faisal Amir, S.STP., MM selaku produser mengatakan, bahwa film ini merupakan bagian dari kegiatan rutin yang memang sudah dilakukan. Namun kali ini, kemasannya berbeda dengan yang biasanya.

“Biasanya kan, kegiatan Prokompim publikasinya melalui media sosial, Youtube dan media massa. Nah, sekarang kita kemas dengan film,” kata Faisal saat melakukan konferensi pers di Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon, Jum’at (11/8/2023).

Ia menjelaskan, film ini sengaja dibuat untuk memperkenalkan Kabupaten Cirebon secara luas di masyarakat. Bahkan, semua pemain dan lokasi pengambilan gambar sendiri semuanya berasal dari Kabupaten Cirebon.

“Semua pemain asli orang Kabupaten Cirebon, lokasinya juga di salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Cirebon,” ujar Faisal.

Masih kata Faisal, dalam film SISKA banyak pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat, khususnya kepada anak-anak muda. Menurutnya, selama ini pergaulan anak-anak muda lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya. Sehingga, film ini juga bercerita tentang anak muda yang ikut-ikutan menjadi geng motor.

“Perilaku geng motor memang sangat meresahkan, sehingga dengan film ini, diharapkan para orang tua bisa mendidik anaknya dengan baik. Karena, anak-anak ini nantinya menjadi generasi penerus kepemimpinan kedepan,” katanya.

Lebih lanjut, Faisal mengatakan, pada film SISKA juga Bupati Cirebon dan Wakil Bupati Cirebon ikut berperan. Hal tersebut dilakukan, karena ini merupakan media publikasi Prokompim yang dikemas menjadi sebuah film.

“Pak Bupati berperan sebagai kuwu atau kepala desa, sedangkan Ibu Wakil Bupati berperan sebagai kepala sekolah,” lanjutnya.

Disinggung soal mengapa mengambil judul film SISKA, Faisal menjelaskan, selain diambil dari kisah nyata dari sebuah judul lagu Rumput Laut Band, yang notabene band tersebut juga memiliki fans yang cukup banyak.

“Fans Rumput Laut Band cukup banyak, bahkan lagu SISKA juga viral, banyak orang yang mendengarkan. Sehingga setidaknya, ketika kita membuat film dengan judul tersebut bisa lebih menarik penonton dan kita bisa mengenalkan sekaligus mempromosikan Kabupaten Cirebon itu sendiri,” jelas Faisal.

Terkait anggaran, lanjut Faisal, pembuatan film SISKA tidak menghabiskan anggaran yang banyak, seperti halnya pembuatan film yang profesional. Bahkan, pihaknya mendapatkan beberapa support dari berbagai pihak, baik materi maupun tenaga.

“Untuk anggaran Rp45 juta dari Prokompim, ada tambahan dari sponsor sebesar Rp25 juta, jadi total Rp70 juta. Kami juga dibantu oleh Dapur Film yang dimiliki Hanung Bramantyo untuk bisa tembus ke bioskop,” tambahnya.

Dari film tersebut, pihaknya menargetkan penjualan 500 ribu tiket. “Kita targetkan 500 ribu tiket, kalau dalam dua hari antusiasme penonton membludak, film SISKA bisa ditayangkan di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia,” sambungnya.

Di tempat yang sama, Kepala BKAD Kabupaten Cirebon, Sri Wijayawati mengatakan, pihaknya menyambut baik inovasi yang dilakukan oleh Prokompim dalam mengenalkan Kabupaten Cirebon melalui film.

Selama ini, promosi yang dilakukan hanya sebatas di media massa dan media sosial, kini dengan ditayangkan di bioskop. “Ini inovasi yang cukup bagus, saya juga kaget, pembuatan film ini anggarannya kecil,” ujarnya.

Ia berharap, dari film tersebut bisa melakukan kerjasama agar bisa menghasilkan pendapatan untuk Pemerintah Kabupaten Cirebon.

“Mudah-mudahan nanti bisa kerjasama dan bisa menghasilkan PAD dari film tersebut,” harapnya. (DISKOMINFO)

KABUPATEN CIREBON — Wakil Bupati Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih, SE., M.Si yang juga ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Cirebon meminta keseriusan kepada semua pihak untuk bisa menurunkan angka stunting di Kabupaten Cirebon.

“Menyelesaikan stunting tidak ingin hanya seremonial saja, harus memiliki keseriusan. Karena tahun ini menjadi tahun terberat untuk kita semua,” tegas Ayu–sapaan akrabnya, pada saat menghadiri acara Rembuk stunting serta Penandatanganan Komitmen dan Berita Acara dalam rangka Koordinasi Konvergensi dan Konsolidasi Upaya Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Cirebon Tahun 2023.

Ia menginginkan, kegiatan dalam upaya penurunan stunting tingkat Kabupaten Cirebon tahun 2023 ini harus lebih kepada menghasilkan rumusan-rumusan atau aksi yang dilakukan terhadap desa. Karena, aku Ayu, ada 28 desa, 9 kecamatan dan 10 wilayah kerja puskesmas yang menjadi lokus penurunan stunting.

“Jadi, saya inginkan pada rapat kali ini tidak bubar kelalen (barlen). Perlu keseriusan, karena tahun 2023 ini tahun terberat untuk menyelesaikan stunting,” pinta Ayu saat menyampaikan sambutannya di ruang Paseban Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon, Kamis (10/8/2023).

Pihaknya sudah melakukan monitoring di beberapa kecamatan yang menjadi lokus stunting berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kemenkes.

Dengan metode Survei Status Gizi Indonesia bisa menunjukkan hasil yang representatif atau mewakili kondisi di Indonesia, bahwa Kabupaten Cirebon berada di angka 18,6 persen.

Sedangkan, masih menurut Ayu, berdasarkan E-PPGBM (Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), Kabupaten Cirebon masih berada di angka 8,5 persen atau dengan kata lain, ada sebanyak 14.014 anak stunting.

“Kalau dihitung, penurunan dari tahun 2021 dengan jumlah 15.269 anak, sekarang 14.014 anak, artinya penurunan kurang lebih 1 persen atau sekitar 1000 anak. Memang, idealnya yang ditetapkan pemerintah pusat adalah 3 persen, tapi kita tetap optimis,” jelas Ayu.

“Oleh karena ini menjadi tahun terbesar, kurang lebih satu tahun lagi di akhir 2024 target prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon harus mencapai 14 persen. Jadi, jangan santai, mari kita bekerjasama,” tandasnya.

Di sisi lain, Kepala Bappelitbangda, Dangi, mengatakan bahwa perencanaan dan penganggaran untuk penurunan stunting harus lebih terarah, efektif dan efisien, dengan menggunakan model pemberdayaan masyarakat dan menggunakan makanan olahan untuk PMT dengan bahan pangan lokal dari Kabupaten Cirebon. (DISKOMINFO)

KABUPATEN CIREBON — Kelompok Sadar Wisata Kuya Asih Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon menggelar sejumlah lomba dan kegiatan untuk mengenalkan wisata konservasi kura-kura tersebut kepada masyarakat yang lebih luas.

Tempat wisata ini rencananya akan lebih dikembangkan menjadi wisata edukasi, yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh para pengunjung, terutama pelajar agar bisa mendapatkan pengetahuan secara langsung.

“Sehingga pengetahuan tersebut bukan hanya melalui buku saja, tapi bisa diperoleh secara langsung,” ujar Wakil Bupati Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih, SE., M.Si, Kamis (10/8/2023).

Ayu—sapaan akrab Wabup Cirebon, juga mendukung kegiatan lomba karaoke yang sedang dilaksanakan oleh pengelola wisata Kuya Asih ini.

Menurutnya, untuk menarik animo masyarakat agar berkunjung, memang butuh digelar sejumlah kegiatan, salah satunya melalui lomba karaoke ini.

Selain itu, ia juga mendorong kepada pengelola wisata agar bekerjasama dengan instansi pendidikan, untuk bisa mengenalkan tempat wisata yang akan dikembangkan menjadi tempat wisata edukasi ini.

“Saya sangat mendukung apa yang dilakukan oleh Pak Kuwu dan juga pengelola Wisata Kuya Asih ini, yaitu menyelenggarakan kegiatan untuk menarik minat masyarakat berkunjung,” kata Ayu.

Ayu menyebut, saat ini di Kabupaten Cirebon, terdapat sejumlah lokasi wisata. Bukan hanya wisata religi saja, namun juga terdapat destinasi wisata kuliner, sejarah, belanja, alam dan lainnya. Salah satunya, yaitu Wisata Kuya Asih ini.

“Disini, merupakan bagian dari wisata alam dan edukasi,” ujar Ayu.

Ia juga menambahkan, bahwa pihaknya sudah menetapkan sebanyak 22 desa wisata di Kabupaten Cirebon. Ia juga menuturkan, bahwa pihaknya sudah berkomitemen untuk memberikan bantuan dana untuk mendukung pengembangan di desa wisata tersebut.

“Anggarannya sudah ada, namun memang kalau tidak salah, baru 6 desa yang sudah dicairkan,” sambung Ayu.

Sementara itu, Kuwu Desa Belawa, Deni Kusuma menuturkan, pihaknya terus berusaha untuk menggelar kegiatan di tempat wisata Kuya Asih ini. Hal ini bertujuan, untuk bisa mengenalkan tempat wisata ini kepada masyarakat luas.

Sebelum dilaksanakan perlombaan karaoke pada hari ini, pihaknya juga sudah menyelenggarakan lomba menggambar, yang diikuti oleh sejumlah siswa dari berbagai kecamatan di Kabupaten Cirebon.

Pihaknya juga mengungkapkan, bahwa wisata Kuya Asih ini bukan hanya akan fokus pada konservasi kura-kura saja, namun akan ditambah fasilitas edukasi lainnya. “Nanti akan kita buat taman lalu lintas juga,” singkat Deni. (DISKOMINFO)

KABUPATEN CIREBON — Pemerintah Kabupaten Cirebon mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha. Aturan tersebut dikeluarkan berdasarkan amanat dari Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang.

Aturan terbaru didalamnya mengatur penyelenggaraan perizinan berusaha, manajemen penyelenggaraan, hingga sanksi administratif. Perda Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha itu menggantikan 10 Perda yang sudah ada.

Sepuluh peraturan tersebut, yaitu Perda Nomor 2 Tahun 2000 tentang Izin Lokasi; Perda Nomor 6 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan; Perda Nomor 10 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Usaha Perindustrian dan Perdagangan; Perda Nomor 3 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Izin Usaha Jasa Konstruksi.

Kemudian, Perda Nomor 4 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Izin Usaha Peternakan; Perda Nomor 6 Tahun 2003 tentang Retribusi Pemberian Fatwa Rencana Pengarahan Lokasi; Perda Nomor 7 Tahun 2014 tentang Penataan, Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; Perda Nomor 3 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung; Perda Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Perda Nomor 11 Tahun 2018 tentang Penanaman Modal.

Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Dr. H. Hilmy Riva’i, M.Pd yang diwakili oleh Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon, Agung Hariaji, S.H., MPA menyebutkan, beberapa waktu lalu, proses perizinan usaha seringkali menjadi sesuatu yang melelahkan, karena prosesnya yang terkenal sulit, menguras banyak biaya, dan memakan waktu yang lama.

Namun saat ini, hal tersebut tidak berlaku lagi, karena semua informasi bersifat transparan. Sehingga, proses perizinan usaha, bahkan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) jauh lebih mudah.

“Perizinan usaha tidak hanya penting bagi UMKM, melainkan bagi semua kegiatan usaha. Baik bagi usaha perorangan dengan skala kecil maupun perusahaan besar, perizinan merupakan suatu kewajiban yang perlu untuk dimiliki,” kata Agung dalam acara sosialisasi Perda Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Hotel Apita Cirebon, Kamis (10/8/2023).

Menurutnya, terdapat tiga keuntungan bagi pelaku usaha yang memiliki perizinan, yakni legal secara hukum, menjadikan usaha formal yang sudah berlegitimasi ketiga, dan kemudahan mendapatkan pembiayaan.

“Keuntungannya tentu tidak hanya berhenti sampai disitu, ketika sebuah usaha sudah legal, maka sebuah usaha akan lebih mudah untuk berkembang ke berbagai sisi, salah satunya melalui sisi pembiayaan atau investasi,” tutup Agung. (DISKOMINFO)

KABUPATEN CIREBON — Kegiatan Bursa Lowongan Pekerjaan (Job Fair) yang diselenggarakan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon bekerjasama dengan sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dianggap mampu mengurangi angka pengangguran terbuka di Kabupaten Cirebon.

Saat menghadiri pembukaan Job Fair di SMK Bina Warga Desa Cipeujeuh, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag mengatakan bahwa kegiatan ini banyak memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat yang belum bekerja.

“Seperti pada Job Fair kali ini, ada sebanyak 912 lowongan pekerjaan yang dibuka,” ujar Imron, Rabu (9/8/2023).

Menurutnya, kegiatan Job Fair yang sudah dilakukan untuk kesekian kalinya di Kabupaten Cirebon ini, mampu membantu menurunkan angka pengangguran terbuka.

Ia menyebut, angka pengangguran di Kabupaten Cirebon saat ini berada di angka 8,11 persen. Jumlah tersebut menurun cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2020 lalu yang mencapai hingga angka 11,52 persen.

Oleh karena itu, Imron juga mengajak kepada masyarakat Kabupaten Cirebon untuk bisa memanfaatkan peluang yang ada pada setiap kegiatan Job Fair yang dilaksanakan.

Sementara itu, Kepala Disnaker Kabupaten Cirebon, Novi Hendrianto mengatakan, kegiatan Job Fair di SMK ini merupakan program sekolah. Pihaknya hanya memberikan rekomendasi dan mendukung kegiatan tersebut agar bisa terlaksana dengan baik.

Menurut Novi, sebenarnya target perusahaan yang terlibat dalam kegiatan Job Fair ini lebih diutamakan berasal dari wilayah Cirebon. Namun ternyata, beberapa perusahaan dari luar Cirebon juga ada yang bergabung dalam kegiatan ini.

“Pada Job Fair di SMK Bina Warga ini, ada juga perusahaan dari Bandung yang ikut bergabung,” kata Novi.

Kegiatan ini, masih kata Novi, merupakan salah satu bentuk upaya untuk menjembatani para pekerja dengan perusahaan. Hal ini tentunya, memiliki tujuan untuk mengurangi pengangguran terbuka yang ada di Kabupaten Cirebon.

Sebelum kegiatan Job Fair di SMK Bina Warga ini, kegiatan serupa juga sudah dilaksanakan di sejumlah SMK lainnya di Kabupaten Cirebon, dengan membuka ribuan lowongan pekerjaan. (DISKOMINFO)

KABUPATEN CIREBON — Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag menghadiri rapat paripurna nota kesepakatan kebijakan umum anggaran, serta prioritas dan plafon anggaran sementara tahun anggaran 2024 di ruang rapat Paripurna DPRD Kabupaten Cirebon, Rabu (9/8/2023).

Dalam sambutannya, Bupati Imron mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pimpinan dan para anggota DPRD atas kerjasama yang telah terbangun dengan harmonis selama ini, atas dukungan dan persamaan visi dalam membangun Kabupaten Cirebon.

Ini merupakan hal yang sangat berharga dan salah satu bentuk kepeduliannya kepada eksekutif dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di daerah ini.

Imron menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kinerja badan anggaran DPRD, TAPD dan seluruh jajaran aparatur pemerintah Kabupaten Cirebon yang penuh semangat tanpa mengenal lelah telah membahas nota pengantar KUA/PPAS Tahun Anggaran 2024.

Sehingga, menghasilkan kesepakatan yang sangat penting bagi pemerintah Kabupaten Cirebon dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan maupun pelayanan kepada masyarakat.

“Berkat sinergi yang terbangun dan terus terpelihara, nota pengantar KUA/PPAS Tahun Anggaran 2024 yang kami sampaikan pada tanggal 12 Juli lalu, alhamdulillah pada hari ini telah menghasilkan kesepakatan bersama, yang kami yakini merupakan hasil kerja keras banggar DPRD, TAPD dan SKPD melalui tahapan pengkajian yang utuh, tajam dan mendalam terhadap nota pengantar KUA/PPAS yang sebelumnya telah kami hantarkan,” kata Imron.

Ia sangat menghargai dan memaknai kesepakatan. Menurutnya, ini merupakan wujud kepedulian dan kesungguhan dari seluruh jajaran pemerintahan daerah, baik legislatif maupun eksekutif dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kabupaten Cirebon.

Karena itu, lanjut Imron, kesepakatan KUA/PPAS ini untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan RKA dan Rancangan APBD tahun anggaran 2024.

“Berdasarkan hal tersebut, mengacu pada nota kesepakatan antara DPRD dan Pemerintah Kabupaten Cirebon tentang Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2024, maka kami menyepakati terhadap prioritas dan plafon anggaran sementara, yang meliputi rencana pendapatan dan prioritas belanja daerah, plafon anggaran sementara per urusan pada SKPD, serta rencana penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah tahun anggaran 2024,” jelas Imron.

Ia pun meminta untuk bersama-sama melakukan pengawasan yang efektif terhadap percepatan penggunaan APBD, terutama prioritas pembangunan dengan fokus utama kebijakan yang lebih banyak diarahkan pada pemulihan ekonomi secara menyeluruh.

“Tujuan yang hendak kita capai adalah optimalisasi pemanfaatan dengan baik anggaran yang tersedia, harus benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Cirebon,” pungkasnya. (DISKOMINFO)

KABUPATEN CIREBON — Pemerintah Kabupaten Cirebon terus melakukan kewaspadaan dini dari segala ancaman yang ada di wilayahnya. Mengingat kini sudah memasuki tahun politik, segala macam ancaman maupun gangguan pasti akan muncul di tengah masyarakat.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkab Cirebon telah membentuk tim kewaspadaan dini, baik tingkat kabupaten hingga tingkat kecamatan.

Terdiri dari camat, sekretaris kecamatan, Danramil, Kapolsek, kasi trantibum kecamatan, dan atau instansi vertikal lainnya yang ditetapkan dengan surat keputusan Bupati Cirebon.

“Mereka mempunyai tugas mencari, mengumpulkan, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data, serta informasi atau bahan keterangan dengan instansi vertikal di wilayah kecamatan mengenai potensi gejala, atau peristiwa timbulnya ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) di kecamatan,” ujar Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag.

“Selain itu, mengkoordinasikan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di kecamatan dan desa/kelurahan masing-masing,” sambung Imron usai membuka acara Sinergitas antara Aparatur Pemerintah Daerah, TNI/Polri, Pemerintah Desa dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di Hotel Apita Cirebon, Rabu (9/8/2023).

Ia mengatakan, pembentukan FKDM ini merupakan wadah bagi elemen masyarakat dalam rangka menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakat.

“Untuk keanggotaannya sendiri, terdiri dari unsur wakil organisasi kemasyarakatan, tenaga pendidik, tokoh pemuda, tokoh adat, tokoh agama dan elemen masyarakat lainnya,” katanya.

Selain itu, kata Imron, pada tahun politik ini ada ancaman dan gangguan nyata yang sudah muncul dipermukaan, yang apabila dibiarkan di masyarakat akan menimbulkan perpecahan, sehingga dapat terganggunya stabilitas dan kondusifitas wilayah.

“Ancamannya non militer, yaitu politik identitas, disinformasi dan ujaran kebencian. Untuk mewujudkan stabilitas dan kondusifitas daerah, tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah, TNI dan Polri saja, melainkan perlu mendapat dukungan dan partisipasi dari seluruh komponen masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung,” tambahnya.

Ia mengungkapkan, pada saat ini situasi kondisi negara di bidang ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi dan keamanan pertahanan mengalami dinamika perubahan yang cukup cepat.

Kini, kata Imron, mudah terjadi gesekan antara pemerintah dan masyarakat, dan antara masyarakat dengan masyarakat akibat dari kebijakan pemerintah maupun pemerintah daerah.

“Seluruh potensi ATHG terhadap kondusifitas wilayah menjelang Pilwu serentak tahun 2023, pemilu dan pilkada serentak tahun 2024, mungkin bisa terjadi, sehingga perlu adanya kewaspadaan dini dari ancaman tersebut,” lanjut Imron.

Imron menjelaskan, ada beberapa potensi gangguan pada pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024 yang harus dilakukan bersama-sama.

“Waspada spanduk-spanduk, informasi hoax yang beredar melalui media sosial dan atau media cetak dan televisi berbau politik yang sifatnya memprovokasi, sehingga berpotensi dapat memecahbelah persatuan dan kesatuan serta menimbulkan keresahan masyarakat,” pesan Imron.

“Waspada kampanye hitam, waspada gerakan kelompok yang selalu memainkan politik identitas, karena kelompok ini selalu memainkan politisasi identitas secara ekstrim, yang bertujuan untuk mendapat dukungan, baik secara ras, etnisitas, agama, maupun lainnya,” pungkasnya. (DISKOMINFO)

KABUPATEN CIREBON — Pemerintah Kabupaten Cirebon memperingati Hari Koperasi Nasional ke-76 tingkat Kabupaten Cirebon tahun 2023 dengan mengusung tema “Membangun Koperasi Berbasis Kearifan Lokal dan Digital Menuju Ekonomi Kerakyatan yang Adil dan Modern” bertempat di halaman Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Cirebon, Selasa (8/8/2023).

Wakil Bupati Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih, SE., M.Si mengatakan, koperasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong merupakan sosial capital yang dimiliki bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat mempertahankan dampak globalisasi dan krisis moneter.

Oleh karena itu, peran koperasi dalam perekonomian harus terus ditingkatkan, tidak saja karena ketangguhannya dalam menghadapi krisis ekonomi, tetapi secara internal juga telah mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Perlu diketahui, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan hampir seluruh dunia telah berdampak pada seluruh sektor pembangunan, tidak terkecuali sektor ekonomi, yang juga disebut sebagai resesi ekonomi.

Sebuah lembaga penelitian di AS mendefinisikan, bahwa resesi sebagai indikasi turunnya daya beli masyarakat secara umum dan naiknya angka pengangguran.

Menurutnya, resesi ekonomi yang melanda Indonesia telah membuat pembangunan dalam sektor ekonomi menjadi menurun drastis, bahkan sampai pada posisi minus.

Dengan kondisi itu, koperasi diharapkan mampu menjadi daya ungkit untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan sebagai bagian dari ekonomi nasional.

“Menghadapi tantangan tersebut, koperasi dituntut untuk berubah menyesuaikan perkembangan zaman. Apabila tidak, maka koperasi akan ketinggalan dan tergerus perkembangan tersebut,” kata Ayu.

Oleh karena itu, masih kata Ayu, untuk menyesuaikan dengan teknologi yang semakin canggih pada era revolusi industri sekarang ini, hendaknya koperasi mempertimbangkan untuk menciptakan perubahan yang besar pada bisnis koperasi, antara lain dengan penggunaan aplikasi pencatatan dan pelaporan keuangan, serta bisnis yang efisien dan teruji.

“Koperasi dapat memanfaatkan teknologi digital dengan menggunakan platform ecommerce, aplikasi retail online dan pengembangan aplikasi bisnis lain, yang juga akan terintegrasi melalui jaringan ke berbagai institusi, baik pemerintah maupun institusi bisnis lainnya,” lanjut Ayu.

Menurutnya, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang fungsi utamanya meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat, dengan menyelenggarakan berbagai usaha dan layanan sesuai kebutuhan anggota.

“Di sinilah inti dari koperasi sebagai perusahaan, dimana anggota sebagai pemilik dan pengguna jasanya. Koperasi tidak hanya untuk mensejahterakan anggotanya, namun lebih kepada memberikan CSRnya,” tambahnya.

Ia juga mengatakan, seperti salah satu Koperasi di Kabupaten Cirebon, yaitu Koperasi Cipta Dana yang telah memberikan CSR, diantaranya memberikan CSR berupa pemberian kaki palsu kepada kaum difable Kabupaten Cirebon.

“Ada 60 kaki palsu yang diberikan, dan baru tahun ini diberikan,” kata Ayu.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Cirebon, Drs. Dadang Suhendra, M.Si menambahkan, pada peringatan Harkopnas yang digelar dengan 15 kegiatan ini, berusaha membantu masyarakat Kabupaten Cirebon.

Menurut Dadang, koperasi tidak hanya berkutat pada simpan pinjam untuk anggotanya saja, tetapi lebih bermakna untuk masyarakat Kabupaten Cirebon. Salah satunya, yaitu mendampingi koperasi yang memberikan CSR bagi kaum difable.

Selain itu juga, kemitraan kewirausahaan tetap dilanjutkan, seperti pembinaan koperasi dan para pelaku UMKM di Kabupaten Cirebon agar dapat berkiprah di tingkat nasional maupun regional. (DISKOMINFO)

KABUPATEN CIREBON — Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag mengharapkan, regenerasi petani di Kabupaten Cirebon bisa berjalan untuk menjaga produktivitas pertanian serta mencegah terjadinya krisis pangan.

Hal tersebut disampaikan pada saat mendampingi Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum, S.E dalam acara Climate Smart Agriculture Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project Farmer’s Field Day CSA Simurp Scaling Up Balai Penyuluhan Pertanian di Desa Pasuruan, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Selasa (8/8/2023).

Imron menyebutkan, sebagian besar petani di Kabupaten Cirebon kini mulai meninggalkan pekerjaannya. Hal tersebut terjadi, karena sektor pertanian tidak lagi menjanjikan bagi para pelakunya.

“Sebaliknya, pertanian menjadi salah satu sektor yang bertahan dalam kondisi apapun, termasuk saat pandemi Covid-19,” ujar Imron.

Selain itu, Imron juga meminta kepada pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, untuk memperbaiki tata kelola air bagi lahan pertanian di Kabupaten Cirebon.

Menurutnya, saat musim kemarau, sejumlah lahan pertanian milik masyarakat di Kabupaten Cirebon tidak mendapatkan suplai air secara maksimal.

“Seperti contoh di Gegesik, sekarang para petani kesulitan air,” jelas Imron.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menyebutkan, produksi gabah kering giling (GKG) di Jawa Barat terus meningkat. Provinsi ini pun tercatat sebagai daerah produksi terbanyak kedua di Indonesia.

Namun begitu, kata Uu, luas lahan pertanian padi di Jawa Barat terus menyusut, karena adanya alih fungsi lahan. Hal ini dikarenakan meningkatnya kebutuhan lahan untuk permukiman penduduk.

“Ini merupakan bagian dari konsekuensi dari kemajuan suatu daerah. Tahun 2042 diprediksi jumlah penduduk akan bertambah menjadi 62 juta jiwa. Pertambahan ini, dikarenakan adanya urbanisasi, bukan kelahiran asli warga Jawa Barat,” kata Uu.

Ia mengimbau kepada para petani, agar tidak menjual lahan pertanian meskipun ada kenaikan harga jual tanah.

Menurut Uu, setiap petani yang menjual lahan pertaniannya, dipastikan tidak bakal kembali membeli lahan pertanian. Kondisi itu dipastikan membuat lahan pertanian terus menyusut.

“Jangan menjual, harus meningkatkan produksi padi. Karena kalau tidak, Jawa Barat bakal mengalami krisis pangan. Ini juga menimbulkan efek domino. Saya tidak mau Jabar seperti 50 tahun lalu, dimana banyak antrean hanya untuk mendapatkan beras,” sambung Uu. (DISKOMINFO)