KABUPATEN CIREBON — Wakil Bupati Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih, SE., M.Si yang juga ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Cirebon meminta keseriusan kepada semua pihak untuk bisa menurunkan angka stunting di Kabupaten Cirebon.
“Menyelesaikan stunting tidak ingin hanya seremonial saja, harus memiliki keseriusan. Karena tahun ini menjadi tahun terberat untuk kita semua,” tegas Ayu–sapaan akrabnya, pada saat menghadiri acara Rembuk stunting serta Penandatanganan Komitmen dan Berita Acara dalam rangka Koordinasi Konvergensi dan Konsolidasi Upaya Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Cirebon Tahun 2023.
Ia menginginkan, kegiatan dalam upaya penurunan stunting tingkat Kabupaten Cirebon tahun 2023 ini harus lebih kepada menghasilkan rumusan-rumusan atau aksi yang dilakukan terhadap desa. Karena, aku Ayu, ada 28 desa, 9 kecamatan dan 10 wilayah kerja puskesmas yang menjadi lokus penurunan stunting.
“Jadi, saya inginkan pada rapat kali ini tidak bubar kelalen (barlen). Perlu keseriusan, karena tahun 2023 ini tahun terberat untuk menyelesaikan stunting,” pinta Ayu saat menyampaikan sambutannya di ruang Paseban Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon, Kamis (10/8/2023).
Pihaknya sudah melakukan monitoring di beberapa kecamatan yang menjadi lokus stunting berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kemenkes.
Dengan metode Survei Status Gizi Indonesia bisa menunjukkan hasil yang representatif atau mewakili kondisi di Indonesia, bahwa Kabupaten Cirebon berada di angka 18,6 persen.
Sedangkan, masih menurut Ayu, berdasarkan E-PPGBM (Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), Kabupaten Cirebon masih berada di angka 8,5 persen atau dengan kata lain, ada sebanyak 14.014 anak stunting.
“Kalau dihitung, penurunan dari tahun 2021 dengan jumlah 15.269 anak, sekarang 14.014 anak, artinya penurunan kurang lebih 1 persen atau sekitar 1000 anak. Memang, idealnya yang ditetapkan pemerintah pusat adalah 3 persen, tapi kita tetap optimis,” jelas Ayu.
“Oleh karena ini menjadi tahun terbesar, kurang lebih satu tahun lagi di akhir 2024 target prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon harus mencapai 14 persen. Jadi, jangan santai, mari kita bekerjasama,” tandasnya.
Di sisi lain, Kepala Bappelitbangda, Dangi, mengatakan bahwa perencanaan dan penganggaran untuk penurunan stunting harus lebih terarah, efektif dan efisien, dengan menggunakan model pemberdayaan masyarakat dan menggunakan makanan olahan untuk PMT dengan bahan pangan lokal dari Kabupaten Cirebon. (DISKOMINFO)